Tentang Hutan Mangrove

November 5th, 2016

Tugas Hutan Mangrove

Oleh: Bapak Atus Syahbudin

Website: http://atus.staff.ugm.ac.id/

Hutan Mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di daerah pantai. Hutan mangrove terdiri dari pepohonan yang dapat tumbuh dalam kandungan lingkungan yang memilik kadar garam yang cukup tinggi. Salah satu ciri dari hutan mangrove ini adalah perakarannya yang rata memeliki perakaran akar jangkar, akar lutut, akar antena, akar pita. Hutan mangrove sendiri tumbuh di sepanjang pantai daerah sub tropis sampai daerah tropis. Di Indonesia mangrove tumbuh di atas tanah lumpur aluvial di daerah pantai atau muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Jenis-jenis mangrove yang tumbuh di Indonesia antara lain Aicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora dan Nypa. Hutan mangrove juga berfungsi untuk menahan abrasi, membentuk lahan baru, mencegah masuknya air laut untuk meresap ke sumber air tawar, menyediakan makanan dan mineral yang dibutuhkan organisme disekitarnya, merupakan sumber keaneragaman hayati.

Kesan Dan Pesan Pada Kuliah Umum

November 5th, 2016

Tugas membuat review kegiatan

“Kesan Pesan Pembelajaran”

Oleh : Bapak Atus Syahbudin

Website : http://atus.staff.ugm.ac.id/

Kelas pada hari itu terasa istimewa karena bapak dosen kami yaitu Bapak Atus menghadirkan dosen tamu. Dosen tamu tersebut juga tidak tanggung tanggung hanya dari dalam negeri tetapi berasal dari luar negeri yaitu Bapak Tomas D. Reyes, Jr. Ph.D. Bapak Tomas waktu itu menjelaskan tentang beberapa metode mengidentifikasi pohon, beberapa cara tersebut yaiu :

  1. Bertanya pada ahli tumbuhan
  2. Menggunakan buku atau sumber literasi lainnya
  3. Menggunakan kunci determinasi 
  4. Melakukan pengamatan di kebun raya atau herbarium
  5. Menggunakan internet sebagai salah satu referensi

Beliau juga menjelaskan tentang beberapa lanskap dan formasi hutan yang ada di Filiphina, yaitu :

  1. Padang rumput
  2. Rawa
  3. Tepi sungai
  4. Mangroove
  5. Hutan tanaman
  6. Hutan hujan

Karena pada kuliah umum tersebut lebih mendalami tentang aneka ragam tanaman pada hutan mangrove, beliau juga tidak lupa memberikan beberapa contoh tanaman hutan mangove di Filiphina, yaitu:

  • Aegicers corniculatum
  • Avecennia alba
  • Bruguiera cylindrica
  • Ceriops decandra
  • Rhizopora apiculata
  • Sonneratia alba

Sebenarnya ada juga pembicara dari Amerika tetapi karena keterbatasan waktu yang ada kami belum bisa mengetahui jenis hutan atau seperti apa keaneragaman hutan di Amerika. Dari kuliah umum ini juga dapat diketahui bahwa ada beberapa jenis yang sama yang tumbuh di Filiphina maupun di Indonesia. Ada banyak kesamaan juga pada formasi hutan dan jenis jenis species tumbuhan didalamnya, perbedaan dari hutan hujan di Indonesia dengan di Filiphina adalah hutan hujan Indonesia memiliki lebih banyak jenis tumbuhan didalamnya. 

Kuliah umum ini juga mempermudah saya dalam mendalami materi Fitogeografi karena kita akan dikenalkan dengan tmbuhan yang memiliki famili yang sama dan karakteristik tumbuhan yang cenderung sama juga tetapi memiliki nama latin berbeda. Pada kuliah umum ini juga membuka wawasan saya tentang begitu beraneka ragamnya spesies maupun famili tumbuhan di dunia. 

Seminar Mahasiswa Diatas Rata – Rata

September 30th, 2016

Tugas : Fitogeografi

Web : http://atus.staff.ugm.ac.id/

Pada tanggal 23 september 2016, Pak Atus tidak memberikan kuliah didalam ruangan tetapi Pak Atus memberikan kuliah di Grha Sabha Pramana dalam acara UGM Expo yang mana pak Atus pada acara itu beliau mengisi sebagai pembicara bersama pembicara yang lain yang sangat menginspirasi. Pada acara ini diangkat tema tentang “Mahasiswa Bukan Rata – Rata”. Dalam acara ini ada 5 pembicara yang diantaranya terdiri dari golongan tua hingga tua.

Pembicara pertama diawali dengan Bapak Wikan. Beliau merupakan dekan dari sekolah vokasi, beliau memaparkan pandangan beliau tentang bagaimana menjadi mahasiswa yang tidak hanya sekedar para pencari IPK. Beliau juga memaparkan hasil kerjasama dengan investor untuk membangun pabrik laboratorium sebagai wadah para mahasiswa untuk berkreasi secara langsung dalam dunia produksi.

Pembicara selanjutnya yaitu merupakan pemilik dari chockles yaitu Mas Reyhan. Beliau sangat menginspirasi dari cerita awal mula berusaha chockles hingga sekarang dimana sudah banyak cabang dari chockles. Beliau juga bercerita bahwa saat berwirausaha kuncinya adalah jangan pernah menyerah dan tetap berpegang teguh pada pendirian, jangan mudah menyerah hanya karena gagal pada bebrapa percobaan. Itu semua diaplikasikan oleh Mas Reyhan hingga akhirnya chockles bisa sukses dan terus berkembang hingga sekarang

Pembicara selanjutnya adalah dari Dosen Fakultas Kehutanan yaitu bapak Atus Syahbudin. Bapak Atus adalah pengajar dalam mata kuliah Fitogeografi. Beliau banyak bercerita tentang kedisiplinan. Beliau didik disiplin sejak kecil dan diajarkan kedisiplinan oleh ayah beliau. Dari kedisiplinan inilah beliau dapat berkembang dan mendapatkan berbagai pengalaman yang sangat menarik. Beliau merupakan lulusan S2 dari negeri sakura, selama mengenyam pendidikan di negeri sakura beliau mendapatkan beasiswa dari LPDP. Dalam pembicaraan ini Pak Atus juga menekankan bahwa biaya bukanlah halangan untuk berhenti bermimpi dan mengubur impian, tetapi hal itulah yang perlu disyukuri.

Selanjutnya merupakan salah satu mahasiswa yang berprestasi dadi Fakultas Kehutanan yang juga merupakan kakak tingkat, beliau adalah Mas Yusuf. Mas Yusuf merupakan salah satu atlet dalam cabang pencak silat, hal ini sudah mengantarkan beliau meraih berbagai kejuaraan. Mas Yusuf juga berpesan bahwa mahasiswa tidak hanya dituntut untuk berprestasi dalam hal akademik namun juga berusaha untuk menjadikan hal yang kita minati menjadi suatu hal yang menghasilkan.

Pemateri terakhir merupakan salah satu kandidat Mapres UGM yang juga merupakan Ketua BEM UGM beliau adalah Mas Ali. Beliau merupakan salah satu contoh tentang bagaimana bahwa mahasiswa tidak hanya tentang akademik, banyak pemikiran diantara para mahasiswa sekarang bahwa organisasi akan mengganggu akademik, tetapi hal ini disangkal oleh mas Ali yang mana beliau adalah ketua BEM UGM dan beliau juga merupakan salah satu kandidat mapres. Beliau juga menyampaikan tentang pentingnya menghargai waktu dan juga mengatur waktu sebaik mungkin, hal itulah yang menjadi kunci beliau menyeimbangkan akademik maupun organisasi

Demikian review dari seminar Mahasiswa Diatas Rata Rata. Seminar yang sungguh menarik dan memberikan banyak pelajaran untuk saya lebih terapkan.

Krisna Adi Gumilar

16/398333/KT/08328

 

Daun Majemuk, Tunggal dan Berkarang

September 30th, 2016

Tugas Kuliah Fitogeografi

Web : http://atus.staff.ugm.ac.id/

Daun adalah bagian penting dari tanaman yang merupakan tempat tanaman melakukan fotosintesis. Terdapat penggolangan daun seperti jumlah, letak daun, dan lain lain. Daun tunggal dan daun majemuk merupakan salah satu penggolangan daun sesuai dengan jumlah tangkai daun pada batangnya. Sedangkan Daun Duduk Berkarang adalah salah satu penggolangan daun dari tata letak daun pada batangnya.

Daun Tunggal (folium simplex)

Daun ini hanya memiliki satu helaian daun saja pada tangkai daunnya. Contohnya daun Jambu air (Syzygium aqueum) Image result for nama ilmiah jambu air

Daun Majemuk (folium compositum)

Pada daun ini, tangkai daunnya bercabang-cabang. Cabang daun yang ada lebih dari satu. Helaian daun muncul pada cabang tangkai daun. Contohnya daun kelor (Moringa oleifera).

Daun Duduk Berkarang

Daun Duduk Berkarang berarti dalam helaian daun terdapat 3 yang terdapat pada tangkai daun dimana salah satu helaian daun terdapat dalam ketiak daun. Contoh daun duduk berkarang adalah allamanda (Allamanda cathartica).

jadi perbedaan Daun tunggal, Daun majemuk, dan Daun duduk berkarang. Dari pengertian diatas bahwa daun tunggal majemuk digolongkan berdasarkan jumlah helaian daun sedangkan daun duduk berkarang  digolongkan berdasarkan letak pada ketangkaian.

Krisna Adi Gumilar

16/398333/KT/08328

Perbedaan Daun Bergigi dan Bergerigi

September 23rd, 2016

Tipe tipe tepi daun, tidak hanya pohonnya yang memiliki tipe, bahan tepi daun pun juga memiliki beberapa macam. Jika dilihat dari garis besar maka tepi daun dibedakan menjadi dua macam.

Yang pertama tepi daun yang berbentuk rata dan yang kedua tipe daun yang berbentuk bertoreh. Tepi daun yang memiliki bentuk bertoreh sangat beraneka ragam sifatnya.

Dan di golongkan menjadi dua, ada yang bergerigi atau yang disebut (serratus)bergerigi ganda (biserratus), bergigi (dentalus),berringgit (crenatus), berombak (repandus), yang merupakan golongan toreh merdeka.

Sedangkan yang kedua merupakan toreh yang mempengaruhi bentuk daun. Seperti berlekuk (lobatus), bercangap (fissus), dan berbagi (partitus).

Tepi daun dengan toreh yang merdeka.

  • Bergerigi (serratus)

Daun dengan tipe bergerigi memiliki bentuk sinus dan angulis yang sama sama lancip seperti daun lantana

  • Bergerigiganda (biseratus).

Daun yang memiliki tipe ini memiliki model yang sama dengan yang bergerigi, tapi memiliki angulus yang cukup besar dan bagian tepinya memiliki grigi lagi.

  • Bergigi (dentatus).

Daun yang tepinya memiliki tipe seperti ini memiliki sinus yang tumpul tapi angulusnya lancip, seperti daun luntas.

  • Beringgit (crenatus)

Beringgit merupakan tepi daun yang memiliki sinus lancip dan angulus tumpul. Yang merupakan kebalikan dari bergerigi seperti daun cocor bebek

  • Berombak (repandus)

Seperti daun air mata pengantin dibawah ini yang memiliki bentuk tepi berombak. Karena sinus dan angulusnya tumpul.

Tipe daun yang bertoreh mempengaruhi daunnya.

  • Berlengkuk (lobatus)

Tepi daunnya berlekuk lekuk sesuai tulang daunnya. Seperti daun terong. Merupakan berlekuk menyirip (pinnatilobus).

Ada juga berlengkuk menjari. Seperti daun jarak pagar, yang mempunyai tepi daun berlekuk menjari. (palmatilobus)

  • Berbagi (partitus)

daun ini memiliki tepi yang berbagi dengan tulang daunnya. Seperti daun kenikir dibawah ini yang merupakan berbagi menyirip(pinnatipartitus).

Berbagi menjari (palmatipartitus) dimana daun ini memiliki bentuk tepi berbagi dan menjari seperti bentuk tulang daunna, seperti contoh daun papaya.

  • Bercangap (fissus).

Tepi daun ini bercangap. Daun keluwih adalah contoh daun yang bercangap danjuga bersirip atau disebut bercangap menyirip(pinnatifidus).

Dari tugas Pak Atus yaitu mencari perbedaan daun bergerigi dan bergigi, perbedaan daun bergerigi dan bergigi yaitu pada sinus dan angulusnya. Dalam penjelasan diaatas juga dijelaskan tentang tipe daun yang lain untuk melengkapi tentang penjelasan daun bergerigi dan bergigi.

Hello world!

September 1st, 2016

Welcome to Wadah Aspirasi, Kreasi dan Catatan Harian Aktivitas Mahasiswa UGM. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!